Niatnya Melunasi Utang hingga Akhirnya Terlilit Pinjol
Perkenalkan nama saya Sukarja. Saat ini berusia 49 tahun, bekerja dan tinggal di Jakarta.
Melaui blog ini, saya ingin berbagi pengalaman agar apa yang saya alami ini tidak ditiru teman-teman semua.
Awalnya saya belajar berinvestasi saham di salah satu sekuritas. Karena yang saya pahami, berinvestasi saham itu akan mendapatkan hasil yang bisa dibilang besar, bisa melebihi tabungan atau bahkan simpanan emas/logam mulia.
Namun, nyatanya, saya bukanlah seorang yang pantas disebut berinvestasi, karena sesekali saya tak pernah tahan ketika melihat harga saham yang saya miliki naik atau pun turun. Ketika naik sedikit, sudah saya buru-buru jual, begitu pula ketika turun.
Padahal, pergerakan pasar saham yang naik-turun itu adalah hal biasa, jika saham yang keita beli bagus fundamentalnya, maka lama-lama juga akan naik. Itulah makna investasi sebenarnya, dimana kita perlu menyimpan saham itu hingga naik harganya.
Masalahnya yang saya gunakan untuk membeli saham adalah uang orangtua saya yang kebtulan disimpan di tabungan saya. Itulah yang membuat saya begitu menyesali, bukannya bertambah, malah makin lama makin berkurang.
Ada hal lagi yang membuat saya makin boncos, yaitu saya mencoba menggunakan pinjaman akartu kredit untuk membeli saham-saham ketika harganya turun. Tujuannya tak lain, ingin mengembalikan apa yang sudah hilang.
Namun, karena saya menggunakan uang dari kartu kredit yang harus dibayarkan pada saat jatuh tempo, saya kembali kesulitan karena saat mau menjual saham-saham itu untuk mengembalikan uang yang saya pinjam dari kartu kredit, harga saham-saham itu tak juga naik. Akhirnya, saya jual dalam keadaan rugi...
Di saat musim Crypto, saya mencoba peruntungan, setidaknya ada harapan bahwa saya bisa mengembalikan uang orangtua saya dari membeli crypto. Tapi, sekali lagi, saya selalu saja tergoda dengan "FOMO" atau Fear of Missing Out (ketakutan kehilangan momen), itulah kekurangan saya, yang akibatnya juga merugi.
Hati-hati Penipuan
Pada satu ketika, saya hanya ingin mencoba-coba melihat berapa cicilan perbulannya, tanpa maksud minjam.
Ternyata, tiba-tiba baru saya sadari satu atau dua hari, ternyata pihak pinjol itu sudah mentransfer uang ke rekeing saya.
Proses tanda tangan hanya tinggal klik (itu yg berbahaya, bisa terjadi tanpa disadari).
Saya panik, saya sampai kasih Bintang 1 di aplikasinya. Dari situ keesokan harinya, tiba-tiba ada orang menelepon saya dari mengatasnamakan admin pinjol tersebut.
Orang itu meminta saya untuk menghapus pernyataan saya di apliaksi pinjol itu GooglePlay.
Lalu saya katakan, saya tidak bermaksud meinjam, dan ingin mengembalikannya. Orang tersebut akhirnya memberikan no rek virtual yang miirip dengan no rek pinjolnya.
Ketika saya sudah transfer, lalu saya cek di apliaksi sya, ternyata pinjaman saya belum juga terhapus,... dan saya baru menyadari bahwa saya kena tipu (social enginering atau rekayasa sosial). Termasuk diberikan link-link yang menyerupai pinjol resmi, tapi tujuannya untuk penipuan.
Bahkan oknum itu meminta saya data-data saya lainnya, seperti NIK, dan merujuk saya untuk membuka salah satu aplikasi pinjol lainnya. Dengan beberapa dalil agar pinjaman saya yang sudah terlanjut masuk akan dihapus.
Alhamdulillah, saya lom sempat kasih NIK, sehingga penipu itu tidak melalilan peminjaman lain atas nama saya.
Saya pun memastikan kebenaran oknum tersebut pada pinjol, dan ternyata norek itu bukan norek pinjol tersebut. Mencoba mengadukan ke Bank BNI soal Virtual Akun tersebut, gak membawa hasil, begitu juga ketiak melaporkan nomor telepon yang digunakan, situs cyber yang jadi tempat pelaporan juga tidak user friendly, sehingga laporan saya tidak ditanggapi karena dianggap tidak ada bukti. Padahal saat meng-upload bukti-bukti percakapan, saya alami kesulitan upload.
Apes sudah, selain harus membayar pinjaman yang tidak diinginkan, saya juga kehilangan uang yang saya dapat dari pinjol tesebut.
Niat saya untuk melunasi utang tak pernah hilang. Bahkan saya ingin menutup semua pinjaman yang ada, saya mengajukan KTA di BCA, dan ternyata KTA saya belum dipenuhi karena saya masih ada tunggakan.
Tujuan saya pinjam KTA di BCA, supaya bisa fokus pada satu cicilan dan menyetop sumua pinjaman berbunga tinggi itu.
Saya berusaha mencari bantuan ke teman-teman. Tapi, tidak semudah yang saya kira.
Ya, saat ini, kesulitan itu belum juga terselesaikan. Karena itu, semoga pengalaman saya ini bisa jadi pelajaran bagi teman-teman semua. Jauhilah pinjaman, jauhilah berutang. Hidup jadi gak tenang.
Saya juga mengalami itu, seharusnya uang untuk anak-anak dan istri, ini malah buat bayar utang. Saya sudah lepas tanggung jawab karena perbuatan bodoh saya sendiri.
Ya, Allah, ampuni dosa-dosa saya!
-----
Infografis Terlilit Utang (Aristya Rahadian Krisabella)/cnbcindonesia.com
Komentar
Posting Komentar